Desa Semen, 10 Agustus 2024 — Guna meningkatkan efektivitas komunikasi dan koordinasi di Kampung Wisata Ekologis (KWE), pelatihan pengoperasian sarana komunikasi radio Handy Talky (HT) telah dilaksanakan dengan sukses. Kegiatan ini diprakarsai oleh Dianthy Marya, bersama rekan-rekan dosen dari Politeknik Negeri Malang, sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat. Pelatihan ini berlangsung di Dusun Tegal Rejo, Desa Semen, Blitar, yang terkenal dengan potensi wisatanya berbasis ekologi.
Pentingnya Komunikasi Efektif di Kampung Wisata Ekologis
Kampung Wisata Ekologis (KWE) di Dusun Tegal Rejo, Desa Semen, telah menjadi salah satu destinasi wisata alam yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan semakin meningkatnya aktivitas wisata di kawasan ini, kebutuhan akan komunikasi yang cepat dan efektif menjadi sangat penting, terutama dalam hal koordinasi kegiatan operasional dan keselamatan pengunjung.
Di kawasan yang sulit dijangkau oleh sinyal telepon seluler, penggunaan radio HT merupakan solusi yang sangat dibutuhkan. HT tidak hanya mampu memberikan komunikasi yang cepat dan stabil antar anggota komunitas, tetapi juga memungkinkan respon yang lebih baik dalam menangani situasi darurat.
Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2024 ini melibatkan seluruh anggota komunitas KWE Puspa Jagad. Tim dari Politeknik Negeri Malang, yang dipimpin oleh Dianthy Marya, memberikan materi dasar dan lanjutan terkait pengoperasian radio HT, mulai dari cara menyalakan dan mengatur frekuensi, penggunaan kode-kode komunikasi yang tepat, hingga penanganan gangguan sinyal.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal dengan memberikan pengetahuan praktis mengenai teknologi komunikasi yang akan membantu mereka mengoptimalkan manajemen wisata. Para peserta diberikan kesempatan untuk langsung mempraktikkan cara berkomunikasi menggunakan HT dalam simulasi di lapangan, sehingga keterampilan yang mereka dapatkan dapat segera diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.

Hasil dan Dampak Positif
Pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari para peserta. Salah satu peserta menyatakan, “Pelatihan ini sangat membantu kami dalam meningkatkan koordinasi antaranggota komunitas, terutama saat ada banyak wisatawan atau dalam situasi mendesak. Sebelumnya, kami kesulitan berkomunikasi karena sinyal telepon tidak selalu stabil di sini.”
Selain meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan ini juga memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan keselamatan dan keamanan pengunjung, karena komunitas KWE kini memiliki sarana komunikasi yang andal dan dapat diandalkan. Hal ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas layanan wisata di Dusun Tegal Rejo, Desa Semen, serta mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pengelolaan wisata yang lebih baik.
Dukungan dari Politeknik Negeri Malang
Politeknik Negeri Malang menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen untuk berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat melalui teknologi. Selain memberikan pelatihan, tim Politeknik Negeri Malang juga berencana untuk terus mendampingi komunitas KWE dalam penggunaan teknologi komunikasi, serta memberikan rekomendasi terkait infrastruktur yang bisa mendukung kelangsungan wisata di daerah tersebut.

Harapan Ke Depan
Dengan terlaksananya pelatihan ini, diharapkan Komunitas KWE Puspa Jagad di Desa Semen akan semakin siap menghadapi tantangan dalam pengelolaan wisata berbasis ekologis. Kemampuan komunikasi yang lebih baik akan mendukung koordinasi yang lebih efisien, meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung, serta memperkuat posisi Dusun Tegal Rejo sebagai destinasi wisata unggulan di Desa Semen.
Pelatihan ini juga membuka peluang bagi komunitas lokal untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka di bidang lain yang mendukung keberlanjutan ekowisata di masa depan. Dukungan dari pihak akademisi seperti Politeknik Negeri Malang menjadi kunci dalam menciptakan sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Penutup
Kegiatan pelatihan ini telah membuktikan bahwa teknologi sederhana seperti radio HT dapat memberikan dampak besar dalam memecahkan masalah komunikasi di daerah terpencil. Komunitas KWE Puspa Jagad kini semakin siap untuk mengelola wisata mereka secara lebih profesional dan efektif, sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Dengan kolaborasi yang kuat antara komunitas lokal dan pihak akademisi, Desa Semen diharapkan dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata ekologis yang berkelanjutan.